Rednews.my.id, Indramayu – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional tahun 2022, Lembaga Berikan Protein Initiative mengadakan diskusi panel bertajuk “Aksi Nyata Bukan Wacana” pada Senin 25/7/2022.
Kegiatan ini menghadirkan Bupati Indramayu Nina Agustina Da’i Bachtiar sebagai salah satu panelis, mendampingi beberapa panelis dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenko Marves RI).
Bupati Indramayu Nina Agustina Da’i Bachtiar yang dalam hal ini diwakili oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia pada Sekretariat Daerah, Ahmad Budiharto menyampaikan pentingnya membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dengan menanamkan investasi terhadap anak.
“Jika kita ingin menanam atau ingin memperoleh keuntungan secara harian, maka kita cukup menanam kangkung. dan jika kita ingin keuntungan bulanan, bisa ke palawija. Tapi jika kita ingin keuntungan jangka panjang, maka investasi kita bisa ke anak-anak dan harus SDM. Karena SDM inilah nanti yang akan menjadi penerus kita kelak”, ujarnya.
Kaitannya dengan Indramayu, sambung Ahmad Budiharto, sebagaimana diketahui bahwa program padi di Indramayu itu luar biasa. Selama 3 tahun berturut-turut Kabupaten Indramayu menempati posisi pertama sebagai penghasil padi terbesar se-Indonesia. Begitu pula dengan program ikan yang juga luar biasa. Kabupaten Indramayu berhasil menjadi penghasil ikan tertinggi di Jawa Barat baik itu ikan hasil tangkapan maupun budidaya.
Namun sangat disayangkan, dari hasil survey, ternyata justru anak-anak Indramayu, hampir tidak muncul menjadi penggemar olahan ikan. Ini menjadi tanda tanya besar. Mengapa hal tersebut bisa terjadi.
“Sebuah pertanyaan besar, mengapa di daerah penghasil ikan terbesar se-Jawa Barat, justru anak-anaknya kurang menggemari hasil olahan ikan,” lanjutnya.
Terkait dengan ini, Ahmad Budiharto juga meminta kepada kepala Sekolah tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Indramayu untuk lebih memperhatikan penelitian mengenai fenomena ini.
“Indramayu menjadi penghasil sumber pangan terbesar, namun dari hasil survey yang di lakukan, kondisi masyarakatnya berbanding terbalik. Kabupaten Indramayu tercatat menjadi salah satu kabupaten/kota dengan kemiskinan ekstrim. Bahkan dalam tingkatan gizinya juga masih kurang, walaupun untuk prevalensi stunting Kabupaten Indramayu menjadi daerah yang pesat angka penurunannya dari 29% menjadi 14% saat ini,” ungkap Budi.
Ahmad Budiharto menambahkan, perlunya pendalaman lebih lanjut terkait dengan kondisi ini. Disatu sisi, potensi dan sumber daya perikanan Kabupaten Indramayu melimpah. Namun dari segi kualitas, konsumsi masyarakat Indramayu masih tergolong rendah.
Selain dari itu, masih menurut Ahmad Budiharto, pola asuh anak di Kabupaten Indramayu juga perlu mendapat perhatian serius. Banyaknya juga warga Indramayu yang bekerja ke luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) menyebabkan pola asuh anak tidak maksimal.
“Ibunya bekerja di luar negeri. Kemudian anaknya diasuh oleh kakek/neneknya yang pemahaman tentang gizinya kurang. Jadi jangan salahkan anak jika tidak suka ikan. Dan inilah yang menjadi sasaran kita untuk mengedukasi mengenai peningkatan SDM untuk anak,” terang Budi.
Sementara itu, untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam setiap tahunnya terdapat program pelatihan pengolahan bahan makanan bersumber dari kearifan lokal. Diharapkan dengan massifnya pengelolaan ikan tersebut, akan dapat memasyarakat program Gemar Makan Ikan.
“Terdapat salah satu jargon dari sektor perikanan. “Dimana ada air, disitu harus ada ikan.” Jadi manfaatkan lahan yang ada untuk beternak ikan sebagai salah satu upaya memperoleh protein mandiri,” jelas Budi.
Program ini telah dilaksanakan oleh semua elemen, baik itu Darma Wanita, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) tingkat kabupaten dan kecamatan bahkan desa. Salah satunya dengan program Budikdamrum atau Budidaya Ikan Dalam Drum dan Budikdamber atau Budidaya Ikan Dalam Ember.
Reporter : c.tisna
Editor : c.tisna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar